cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 08541809     EISSN : 25496778     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Media Komunikasi Teknik Sipil (ISSN 0854-1809) published twice in a year, in July and December. The article can be product of researches, scientific thoughts or case study, in civil engineering and isn’t formed by politics, commercialism, and subjectivity unsure. This scientific journal contains articles of thought and research results in Civil Engineering that have never been published in scientific journals or other media.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Tahun 17, Nomor 2, JUNI 2009" : 10 Documents clear
PENGARUH GEOTEKSTIL PADA KUAT DUKUNG PONDASI TELAPAK DI ATAS TANAH GAMBUT A, Rachman; S.A, Nugroho
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Tahun 17, Nomor 2, JUNI 2009
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.756 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v17i2.7891

Abstract

Constructions over soft peat soil cause many problems. Therefore, research is required to improved soils bearing capacity. This research study aims to know the increase of soils bearing capacity with geotextile-reinforcement at the peat soil to the constructions with square footing. Geotextile-reinforcement variations are depth and wide of geotextile-reinforcement layer and stress distribution angle. The result of the study show that the addition geotextile-reinforcement increase soils bearing capacity up to 3 times of the soils without reinforcement. This increasing equivalent with increasing of geotextile-reinforcement dimensions and reduce with increasing of the depth of geotextile-reinforcement layer. qu and su of peat soil at the research has a different value, range 30 – 42 kPa for qu and 8 – 11 kPa for su. This difference show that peat soil has the ability to return to the condition before it compressed in the short time. Keywords: Peat soil, geotextile, reinforcement, bearing capacity, square footing. ABSTRAK Pembangunan konstruksi di atas tanah gambut menimbulkan banyak masalah, untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai perbaikan tanah gambut agar diperoleh daya dukung yang cukup. Dalam penelitian ini diteliti pengaruh penggunaan geotekstil untuk perkuatan tanah gambut pada bangunan dengan pondasi dangkal dengan memvariasikan kedalaman dan lebar, serta bagaimana pengaruh sudut penyebaran tegangannya. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa penambahan lapisan geotekstil akan meningkatkan daya dukung hingga 3 kali lipat tanah tanpa perkuatan. Peningkatan daya dukung sebanding dengan penambahan dimensi perkuatan yang digunakan dan berbanding terbalik dengan penambahan kedalaman. Nilai qu berkisar antara 30 – 42 kPa sedangkan su memiliki nilai antara 8 – 11 kPa. Perbedaan nilai ini menunjukkan bahwa tanah gambut memiliki kemampuan untuk kembali mengembang (unloading) dalam waktu yang singkat. Kata kunci : tanah gambut, geotekstil, perkuatan, daya dukung, pondasi bujur sangkar.
KAJIAN FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI Waluyo, Rudi
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Tahun 17, Nomor 2, JUNI 2009
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.088 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v17i2.7882

Abstract

Successfull in executing construction project within schedule is one of the most important aims, both for the owner and the contractor. Construction delay is a condition which is mostly unwanted because it will cause lost of time and money for both parties. This research divided into six steps, i.e. literature review, questionnaire design, pilot survey, distribution of questionnaire, data analysis, and conclusions and recommendations. The results analysis show that causal factors of construction delay are insufficient identification of job types that should be exist, changes in job design or detail at the execution time, slowly mobilization of resources (material, equipment, labor), the process and evaluation of job progress that exceed the time scheduled, sight conditions and environment that beyond the expected one. The most dominant factors cause construction delay are organization system, coordination and communication. Keywords: Organization system, coordination and communication ABSTRAK Keberhasilan melaksanakan proyek konstruksi tepat pada waktunya adalah salah satu tujuan terpenting, baik bagi pemilik maupun kontraktor. Keterlambatan adalah sebuah kondisi yang sangat tidak dikehendaki, karena akan sangat merugikan kedua belah pihak dari segi waktu dan biaya. Dalam penelitian ini mengkaji penyebab terjadinya  keterlambatan waktu pelaksanaan proyek konstruksi. Penelitian ini dibagi atas 6 (enam) tahap yaitu studi pustaka, desain kuesioner, pilot survei, penyebaran kuesioner, analisis data, dan kesimpulan dan saran. Hasil analisis menunjukkan bahwa penyebab keterlambatan waktu pada masing-masing faktor adalah tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan yang harus ada, perubahan desain atau detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan, keterbatasan wewenang personil pemilik dalam pengambilan keputusan, mobilisasi sumber daya (bahan, alat, tenaga kerja) yang lambat, proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal yang disepakati, kondisi dan lingkungan tapak ternyata tidak sesuai dengan dugaan. Faktor paling dominan yang menyebabkan keterlambatan waktu pelaksanaan proyek konstruksi adalah faktor sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi. Kata kunci: Sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi
PEMILIHAN ALTERNATIF KEPUTUSAN PADA MASALAH ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN HASIL REKLAMASI RAWA PASANG SURUT DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP Suprapto Suprapto
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Tahun 17, Nomor 2, JUNI 2009
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.744 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v17i2.7878

Abstract

The recent agricultural land conversion on tidal lowland reclamation has been occurred very rapidly. Previous research indicated that the land conversion rate reaches about 5% per year, so this issue needs a right counter measure. Hence, solution alternatives are needed to select the right measure to utilize tidal lowland reclamation in an optimum way. The main issue is the condition that the farmers in tidal lowland reclamation only consider economic factor without considering the other important factors in utilizing the lowland reclamation, thus it motivates uncontrolled land conversion from tidal agriculture into palm oil plantations. Therefore the other important factors have to be included into consideration. In this case, Analytical Hierarchy Process (AHP) method can be used as an analytical tool in identifying the most precise alternative to achieve the goal. Based on previous studies in several provinces in Indonesia, it was known that the other important factors regarding the issues were very influential. The priority value of each proposed alternative was obtained by using AHP method. The priority value of the first alternative (to stop the land conversion) is 45,66%. The value of the second alternative (to slow the land conversion) is 24,70%. The last alternative (to keep land conversion with or without extensification) is 29,64%. Based on the values, the most precise alternative is to stop the land conversion that occurred recently. Keywords: Land conversion, land use optimalitation, AHP Method ABSTRAK Alih fungsi lahan pertanian yang terjadi pada lahan reklamasi rawa pasang surut saat ini sangat pesat. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa  kecepatannya mendekati 5% per tahun, sehingga berlangsungnya alih fungsi lahan merupakan sebuah permasalahan yang memerlukan suatu penanganan yang baik. Untuk itu diperlukan alternatif solusi guna memperoleh pilihan tindakan yang tepat dalam mencapai pemanfaatan lahan reklamasi yang optimal. Permasalahan utama saat ini bahwa masyarakat petani dilahan rawa hanya melihat dari satu faktor saja yaitu faktor ekonomi tanpa mempertimbangkan faktor-faktor penting yang lain dalam pemanfaatan lahan reklamasi, akibatnya terjadi alih fungsi lahan pertanian rawa pasang surut dari sawah menjadi perkebunan sawit tanpa kendali. Oleh sebab itu perlu dianalisis apakah keputusan itu telah tepat bila juga ditinjau faktor-faktor yang penting lainnya. Dalam hal ini metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat digunakan untuk menganalisis dalam mencari alternatif yang baik guna mencapai tujuan tersebut. Dari hasil studi sebelumnya di beberapa provinsi pengembangan lahan reklamasi rawa di Indonesia, telah dapat diketahui bahwa faktor-faktor penting lainnya yang berkaitan dengan tujuan dan permasalahan alih fungsi lahan ternyata sangat berpengaruh. Pada perhitungan dengan AHP telah diperoleh suatu nilai pilihan prioritas dari tiap alternatif yang diusulkan, yaitu alternatif 1 (alih fungsi lahan dihentikan) sebesar 45,66%, alternatif 2 (alih fungsi lahan diperlambat) sebesar 24,70%, dan alternatif 3 (alih fungsi lahan tetap berjalan, tanpa atau dengan ekstensifikasi) sebesar 29,64%. Oleh karena itu alternatif yang dinilai lebih tepat untuk pemanfaatan lahan rawa pasang surut adalah menghentikan alih fungsi lahan yang terjadi saat ini. Kata kunci: Alih fungsi lahan, optimalisasi pemanfaatan lahan, Metode AHP.
ANALISIS KEBIJAKAN MENYANGKUT PENGATURAN, PENGGUNAAN DAN PENGENDALIAN SEPEDA MOTOR DI INDONESIA Basuki, Kami Hari; Riyanto, Bambang
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Tahun 17, Nomor 2, JUNI 2009
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.482 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v17i2.7883

Abstract

Motorcycle is popular transport moda in Indonesia. In 2008, population of motorcycle was about 37 million in there was approximately 47 million motor vehicle. It makes high composition of motorcycle in traffic flow. It is shown more than 75%. Based on this case, analysis of motorcycle growth effect is needed to solve traffic problems included transport policy. The aim this research is analysis of transport policy in term of motorcycle uses by private transportation in commuter pattern. Government has no policy to control motor cycle growth. Transport department has many problems to control urban traffic. In the other hand, urban transports improve mass public transport. It is make dilemma, how to control fast, comfort and accessible transport like motor cycle, or cheap and safe transport used to bus. It needs policy to make proportional transportation uses. Methodology analysis to be considered motor cycle policy is descriptive analysis of motor cycle population. Collecting any policy about motor cycle is important thing to found miss control case in traffic management system. Goal of this research is representation of motorcycle choice case can see incentive and disincentive approach to control motor cycle growth. The conclusion of this research is make public policy for motor cycle to manage urban traffic in Indonesia Cities. Intentionally, motorcycle composition in traffic flow can decrease or increase depends on user behaviour and moda attribute changes with public service policy. Keywords : Descriptive analysis, motorcycle, policy ABSTRAK Sepeda moteor adalah kendaraan yang popular d Indonesia. Populasi sepeda motor di Indonesia pada tahun 2008 tercatat 37 juta lebih diantara 47 juta kendaraan bermotor yanga ada. Hal ini menngakibatkan kondisi komposisi lalulitas sepeda motor yang dominant di jalan raya. yang menunjukkan nilai lebih dari 75%. Berdasarkan kondisi di atas, .perlu adanya analisis dampak yang diakibatkan adanya pertumbuhan sepeda motor serta pemecahan masalah meliputi juga kebijakan transportasi. Tujuan dari studi ini adalah Analsis Kebijakan Transportasi dalam penggunaan sepeda motor sebagai kendaraan pribadi dalam pola perjalanan bolak-balik (commuter). Pemerintah tidak memiliki kebijakan pengendalian pertumbuhan sepeda motor. Metodologi analsis yang digunakan sebagai pertimbangan pembuatan kebijakan transportasi menyangkut sepeda motor adalah analsis deskriptif analitis menyangkut karakteristik moda, pengguna dan utilitasnya, termasuk di dalamnya adalah karakteristik jaringan jalan perkotaan. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa pemilihan penggunaan sepeda motor dapat diberlakukan pola insentive dan disinsentive sebagai pendekatan kebijakan dalan pengendalian pertumbuhan sepeda motor. Kesimpulan dari studi ini adalah pembuatan kebijakan dalam pengendalian sepeda motor adalah hal penting sehingga lalulintas diperkotaan dapat dikelola secara baik di kota-kota di Indonesia. Menjadi perhatian khusus bagi kita bahwa komposisi lalulintas sepeda motor di jalan raya dapat ditingkatkan atau dikurangi tergantung dari perilaku pengguna, perubahan karakteristik moda sepeda motor dan pembuatan kebijakan pelayanan umum. Kata kunci :: Analisis Deskriptif, Sepeda Motor, Kebiijakan Transportasi
KAJIAN ALTERNATIF PENGEMBANGAN SUMBER AIR BAKU UNTUK PULAU BINTAN BAGIAN BARAT Anwar, Saihul
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Tahun 17, Nomor 2, JUNI 2009
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.28 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v17i2.7879

Abstract

Bintan island is one of the big island in the Province of Kepri. The topographical condition of the Bintan is flat, which is difficult to convey water gravitate. Therefore the water management requires a storage. Fortunately some lakes were formed due to the boxit mining In Bintan. The lake area is about of  5 hectares and with 20 depth can be used as a storage for  water drinking and then distributes water using pump.  There were  two lakes identified as storage to fulfill water requirement for the west part of Bintan island. The total area of lakes is about 12 hectares and 20 m depth in average. Hydraulic structures, such as canal and water intake were design with method of “Bernoulli”. Analysis showed that the two lakes can be operated with 1 million m3 live storage and will serve 40.000 of people. Hydrological analysis showed that the dry month were occurred on February, March, Augustus and September.  Futher more those two lakes had potentially operated volume about 7 million m3 per year. As conclusion the two lakes can be used to fulfill the water requirement for the west part of Bintan Island. The location of water intake was proposed on Jago river and convey the water gravitate to the two identified lakes. Keywords: Bernoulli, Bintan Island ABSTRAK Pulau Bintan yang terletak di Propinsi Kepulauan Riau menghadapi kendala penyediaan air baku karena kondisi topografi Pulau Bintan relatif datar sehingga tidak memungkinkan pembuatan waduk yang dapat mengalirkan air secara gravitasi.  Sedangkan pemanfaatan air permukaan atau air hujan harus ditampung untuk menjamin ketersediaan air setiap saat.  Di P. Bintan terdapat beberapa danau buatan yang masing-masing luasnya dapat mencapai puluhan hektar dengan kedalaman mencapai 25 meter.  Danau tersebut dapat dipergunakan untuk menampung air yang tentu pengalirannya ke pemukiman harus menggunakan pompa. Untuk merencanakan penampungan air yang paling memungkinkan ditinjau dari aspek teknis, e.konomis maka dilakukan penelitian dan perencanaan. Terdapat dua danau di P. Bintan bagian barat yang sangat sesuai untuk tampungan air untuk penyediaan air baku Kecamatan Bintan Utara. Kedua danau tersebut yang masing masing mempunyai luas masing masning lebih kurang 10 hektar dengan kedalaman 20 m dapat disuplai dari Sungai Jago. Metodologi perhitungan pengaliran air dari sungai Jago ke kedua danau tersebut dihitung menggunakan rumus hidrolika “Bernoulli”. Hasil perhitungan menunjukan bahwa potensi kedua waduk tersebut dapat menampung lebih dari satu juta m3, yang dapat memenuhi kebutuhan air baku kecamatan Bintan Utara dengan penduduk sebanyak lebih kurang 40.000 jiwa, selama dua bulan kering yaitu bulan Februari, Maret, Agustus dan September. Hasil kajian juga menunjukkan bahwa potensi air dalam setahun lebih kurang sebesar 7 juta m3. Kesimpulan pemenuhan kebutuhan air baku untuk Pulau Bintan bagian barat dapat dipenuhi dengan memanfaatkan dua buah waduk untuk menampung air dari sungai Jago dan untuk mengalirkan air dari sungai Jago ke dua waduk tersebut dapat dilakukan dengan cara gravitasi. Kata kunci: Bernoulli, Pulau Bintan
EFEK PENAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE TERHADAP KARAKTERISTIK BETON SEGAR JENIS SELF-COMPACTING CONCRETE Widodo, Slamet
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Tahun 17, Nomor 2, JUNI 2009
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.095 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v17i2.7888

Abstract

The Self-Compacting Concrete (SCC) can be defined as a type of concrete that able to flow and consolidate under its own weight, completely fill the formwork even in the presence of dense reinforcement, maintaining its homogeneity and without the need for any additional compaction. Similar with other types of cement-based materials, SCC also has a brittle characteristic. This problem can be encountered by adding fibers in to the concrete mix. Unlike its effects to hardened concrete, the presence of fibers in concrete mixes can cause significant deterioration to the concrete workability. This research was conducted to investigate effects of polypropylene fiber addition on four key characteristics of SCC in the fresh state. In this research, concrete mixes were prepared containing 0, 0.05, 0.10, and 0.15 percent volume fraction of polypropylene fibers. Fresh properties were evaluated based on its passing ability, flowability, viscosity, and segregation resistance using J-ring, Slump flow, and Sieve Segregation Resistance tests. Test results indicate polypropylene fibers reduce flowability and passing ability but will increase viscosity and segregation ratio of SCC. Furthermore, it can be concluded that polypropylene fiber reduce deformability of SCC in the fresh state. It can be suggested that polypropylene fibers allowed to be added into SCC mixes up to 0.10 percent by volume of concrete. Keywords   : Self-Compacting Concrete, Polypropylene fiber, Fresh characteristics ABSTRAK Self-Compacting Concrete (SCC) adalah jenis beton dengan daya alir yang sangat baik dan mampu memadat secara mandiri. Penambahan serat dalam beton segar dapat menyebabkan perubahan karakteristik beton segar. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh campuran adukan beton segar yang memenuhi persyaratan deformability dan ketahanan segregasi SCC. Penambahan serat polypropylene diberikan sebesar 0%, 0,05%, 0,1%, dan 0,15%, berdasarkan volume beton. Evaluasi dilakukan terhadap empat karakteristik utama beton segar SCC, yaitu: flowability (slump-flow), viscosity (T500), passing ability (J-Ring Test), dan ketahanan segregasi (GTM screen stability test). Penambahan serat polypropylene menyebabkan berkurangnya flowability SCC. Kondisi SCC masih dapat dicapai saat serat polypropylene ditambahkan sebesar 0,10% dari volume beton dengan slump-flow 556 mm. Pada penambahan 0,15% beton segar tidak dapat memenuhi syarat flowability SCC dengan slump-flow 428 mm. Penambahan serat polypropylene menambah viskositas SCC. Kondisi SCC masih dapat dicapai saat serat polypropylene ditambahkan sampai dengan 0,10% dari volume beton dengan T500 1,40 detik. Pada penambahan 0,15% beton segar melampaui batas maksimal viskositas SCC, dimana nilai T500 sudah tidak terukur. Penambahan serat polypropylene menurunkan passing ability SCC. Kondisi SCC masih dapat dicapai saat serat polypropylene ditambahkan sampai dengan 0,10% dari volume beton dengan beda elevasi 7,9 mm. Pada penambahan 0,15%, beton segar tidak dapat memenuhi syarat minimal passing ability SCC dimana beda elevasi mencapai 10,6 mm. Penambahan serat polypropylene mengurangi rasio segregasi SCC. Semua varian dalam penelitian ini dapat memenuhi syarat rasio segregasi beton segar SCC. Kata Kunci       : Self Compacting Concrete, Serat Polypropylene, Karakteristik Beton Segar
EVALUASI INDEKS PELAYANAN MINIMUM DENGAN MENGGUNAKAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (STUDI KASUS : PELAYANAN BUS AC KOTA SEMARANG) Wicaksono, Y I; Hartanto, A
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Tahun 17, Nomor 2, JUNI 2009
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.064 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v17i2.4730

Abstract

ABSTRACT AC Damri bus Semarang has a year of this operation should be evaluated against the user satisfaction. Assess the scope of transportation services Damri conditioned bus with Importance Semarang-Performance Analysis of the results compared with the value of the Minimum Service Standards (SPM) public transportation issued by the Department of Transportation, results showed that the AC Damri bus service Semarang City still be above Standard Minimum services of government, but there are some parts that need to be improved include the performance of service provision at the time of departure / arrival, the availability of seats, the number of vehicle, hours of service operation, relevant infromasi precision route and travel schedule. Keywords : Measuring the quality of public transport services ABSTRAK Bus Damri AC Semarang telah beroperasi setahun ini, dimana pengoperasiannya memerlukan evaluasi untuk memenuhi kepuasan pengguna. Penilaian kondisi pelayanan transportasi Bus Damri dengan “Importance Performance Analysis” dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan nilai Standar Pelayanan Minimum angkutan umum yang ditetapkan oleh Departemen Perhubungan. Hasilnya menunjukkan, bahwa pelayanan Bus Damri AC masih diatas Standar Pelayanan Umum yang ditetapkan Pemerintah, tetapi ada beberapa bagian tetentu yang perlu perbaikan diantaranya kinerja pelayanan waktu keberangkatan dan kedatangan, ketersediaan tempat duduk, jumlah kendaraan, lama waktu operasi, kejelasan rute dan jadual perjalanan. Kata kunci : Kinerja, pelayanan, minimum
KARAKTERISTIK ALIRAN AIR DALAM MODEL SALURAN TERBUKA MENUJU KAJIAN HIDROLIKA EROSI DAN TRANSPOR SEDIMEN Bakhtiar, Bakhtiar; Hadihardaja, Joetata
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Tahun 17, Nomor 2, JUNI 2009
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.67 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v17i2.7880

Abstract

This paper is prepared as a comprehensive resume of results of continuing research of the author at Fluid Mechanics and Hydro dynamics Laboratory,  Departement  of Civil Engineering, Engineering Faculty, Sangga Buana YPKP University, in collaborating with lecturer team and last year student researchers. The propose of this research is to prove theoretical and mathematical of fluid mechanics and fluid dynamics with observation and measurements to the real water flow in laboratory channel model. Two parts of experiments was done, first allowing water discharge in glass ditch model, and second with add the bottom channel with sand layer. So these research included the difference viscosity of fluids. The results proved that theoretical and mathematical models of fluid mechanics and fluid dynamics characteristic are agreed with experimental observations and measurements in laboratory. Those characteristics included discharge, velocity, flow depth, Froude number, hydraulic radius, and shear stress. Next, these research also propose to be continue to observe the characteristic of sediment transport in water flow. Keywords : Theoretical discharge, theoretical velocity, Froude number, observed discharge, observed velocity, water flow depth, hydraulic radius, shear stress. ABSTRAK Makalah ini merupakan rangkuman hasil pekerjaan penelitian yang dilakukan penulis selama di Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrodinamika Jurusan Teknik Sipil Universitas Sangga Buana YPKP, bersama tim dosen dan para mahasiswa tugas akhir. Tujuan penelitian terutama adalah untuk pembuktian model-model teoritik melalui pengamatan langsung aliran air nyata dalam saluran yang dimodelkan. Dua bagian eksperimen telah dilakukan yaitu dengan saluran kaca dan saluran kaca yang dasarnya dihampar pasir, dengan demikian aliran air pada eksperimen kedua akan membawa pasir, sehingga penelitian ini menguji karakteristik dua aliran dengan viskositas yang berbeda. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik aliran air di saluran terbuka yang diturunkan secara teoritik dan didekati dengan model matematik sesuai dengan hasil pengamatan dan pengukuran pada model saluran di laboratorium. Karakteristik yang terbuktikan menyangkut debit, kecepatan, kedalaman aliran, bilangan Froude, jari-jari hidrolis, dan tegangan geser. Penelitian ini ditujukan pula untuk mendalami aspek transportasi sedimen, sebagai penelitian lanjutannya. Kata kunci: Debit teoritik, kecepatan aliran teoritik, bilangan Froude, debit pengamatan, kecepatan aliran pengamatan, kedalaman aliran pengamatan, jari-jari hidrolis, tegangan geser.
PENGARUH GEOTEKSTIL PADA KUAT DUKUNG PONDASI TELAPAK DI ATAS TANAH GAMBUT A, Rachman; S.A, Nugroho
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Tahun 17, Nomor 2, JUNI 2009
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.756 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v17i2.7890

Abstract

Constructions over soft peat soil cause many problems. Therefore, research is required to improved soils bearing capacity. This research study aims to know the increase of soils bearing capacity with geotextile-reinforcement at the peat soil to the constructions with square footing. Geotextile-reinforcement variations are depth and wide of geotextile-reinforcement layer and stress distribution angle. The result of the study show that the addition geotextile-reinforcement increase soils bearing capacity up to 3 times of the soils without reinforcement. This increasing equivalent with increasing of geotextile-reinforcement dimensions and reduce with increasing of the depth of geotextile-reinforcement layer. qu and su of peat soil at the research has a different value, range 30 – 42 kPa for qu and 8 – 11 kPa for su. This difference show that peat soil has the ability to return to the condition before it compressed in the short time. Keywords: Peat soil, geotextile, reinforcement, bearing capacity, square footing. ABSTRAK Pembangunan konstruksi di atas tanah gambut menimbulkan banyak masalah, untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai perbaikan tanah gambut agar diperoleh daya dukung yang cukup. Dalam penelitian ini diteliti pengaruh penggunaan geotekstil untuk perkuatan tanah gambut pada bangunan dengan pondasi dangkal dengan memvariasikan kedalaman dan lebar, serta bagaimana pengaruh sudut penyebaran tegangannya. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa penambahan lapisan geotekstil akan meningkatkan daya dukung hingga 3 kali lipat tanah tanpa perkuatan. Peningkatan daya dukung sebanding dengan penambahan dimensi perkuatan yang digunakan dan berbanding terbalik dengan penambahan kedalaman. Nilai qu berkisar antara 30 – 42 kPa sedangkan su memiliki nilai antara 8 – 11 kPa. Perbedaan nilai ini menunjukkan bahwa tanah gambut memiliki kemampuan untuk kembali mengembang (unloading) dalam waktu yang singkat. Kata kunci : tanah gambut, geotekstil, perkuatan, daya dukung, pondasi bujur sangkar.
KARAKTERISTIK ALIRAN AIR DALAM MODEL SALURAN TERBUKA MENUJU KAJIAN HIDROLIKA EROSI DAN TRANSPOR SEDIMEN Bakhtiar, Bakhtiar; Hadihardaja, Joetata
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Tahun 17, Nomor 2, JUNI 2009
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.67 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v17i2.7881

Abstract

This paper is prepared as a comprehensive resume of results of continuing research of the author at Fluid Mechanics and Hydro dynamics Laboratory,  Departement  of Civil Engineering, Engineering Faculty, Sangga Buana YPKP University, in collaborating with lecturer team and last year student researchers. The propose of this research is to prove theoretical and mathematical of fluid mechanics and fluid dynamics with observation and measurements to the real water flow in laboratory channel model. Two parts of experiments was done, first allowing water discharge in glass ditch model, and second with add the bottom channel with sand layer. So these research included the difference viscosity of fluids. The results proved that theoretical and mathematical models of fluid mechanics and fluid dynamics characteristic are agreed with experimental observations and measurements in laboratory. Those characteristics included discharge, velocity, flow depth, Froude number, hydraulic radius, and shear stress. Next, these research also propose to be continue to observe the characteristic of sediment transport in water flow. Keywords : Theoretical discharge, theoretical velocity, Froude number, observed discharge, observed velocity, water flow depth, hydraulic radius, shear stress. ABSTRAK Makalah ini merupakan rangkuman hasil pekerjaan penelitian yang dilakukan penulis selama di Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrodinamika Jurusan Teknik Sipil Universitas Sangga Buana YPKP, bersama tim dosen dan para mahasiswa tugas akhir. Tujuan penelitian terutama adalah untuk pembuktian model-model teoritik melalui pengamatan langsung aliran air nyata dalam saluran yang dimodelkan. Dua bagian eksperimen telah dilakukan yaitu dengan saluran kaca dan saluran kaca yang dasarnya dihampar pasir, dengan demikian aliran air pada eksperimen kedua akan membawa pasir, sehingga penelitian ini menguji karakteristik dua aliran dengan viskositas yang berbeda. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik aliran air di saluran terbuka yang diturunkan secara teoritik dan didekati dengan model matematik sesuai dengan hasil pengamatan dan pengukuran pada model saluran di laboratorium. Karakteristik yang terbuktikan menyangkut debit, kecepatan, kedalaman aliran, bilangan Froude, jari-jari hidrolis, dan tegangan geser. Penelitian ini ditujukan pula untuk mendalami aspek transportasi sedimen, sebagai penelitian lanjutannya. Kata kunci: Debit teoritik, kecepatan aliran teoritik, bilangan Froude, debit pengamatan, kecepatan aliran pengamatan, kedalaman aliran pengamatan, jari-jari hidrolis, tegangan geser.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2009 2014